Kalurahan Kedungsari memiliki hamparan tanah persawahan yang luas, mulai dari Bulak Cumetuk, Milir, Blendung, Karangasem, Karongan. Hamparan persawahan terlihat sepanjang jalan Wates-Yogya mulai Tugu Pensil ke arah kota Wates. Keadaan geografis inilah yang turut memberikan kontribusi pada kemakmuran warga, khususnya yang memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Namun keadaan sekarang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya telah memasuki musim penghujan. Kedungsari termasuk salah satu dari beberapa wilayah yang terdampak akan kekeringan. Sebagaimana keterangan yang diungkapkan oleh Pak Sijo, seorang petani penggarap sawah di wilayah Kedungsari. Saat dijumpai penulis menceritakan bahwa masa tabur benih padi sudah dilakukan oleh para petani sejak tanggal 5-10 Desember 2023 yang lalu. Kini kondisi bibit padi sudah berumur sekitar 20 hari dan petani tinggal menunggu masa tanam.
Namun semenjak masa tabur 3 minggu yang lalu hujan belum kunjung turun dan saluran irigasi dari Kalibawang pun debit airnya kecil bahkan sering tidak mengalir sama sekali. Kondisi ini berakibat petani tidak bisa tebar benih. Benih padi yang sudah tumbuh mulai kekurangan air. Beberapa area bibit padi pun terlihat mulai ada yang layu dan sawah-sawah belum bisa ditraktor oleh mesin pertanian. Pemandangan seperti ini membuat perasaan was-was para petani di wilayah ini.
Masa tanam bibit padi terancam mundur atau kemungkinan gagal tanam bila sampai bulan Januari ini tidak ada hujan atau saluran air irigasi macet. Selain gagal tanam petani juga menanggung banyak kerugian. Petani harus menyediakan kembali gabah untuk bibit padi. Bibit padi menjadi layu dan mati, sehingga harus tebar benih kembali. Kehilangan banyak waktu untuk tanam padi. Oleh karena masa tanam mundur, maka masa panen juga terancam mundur. Kemungkinan gagal panen bisa juga terjadi, namun semoga hal itu tidak terjadi.
Tindakan antisipasif apa yang sebaiknya dilakukan oleh para petani ? Beberapa hal yang diperhatikan dan dilakukan antara lain memperbanyak doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diturunkan hujan. Sambil menunggu kemungkinan turun hujan, petani bisa mamanfaatkan air sungai bila air masih ada, dan tidak menebar kembali benih padi sebelum tersedia cukup air.