Sebagai bentuk pelestarian tradisi memuliakan leluhur, masyarakat Jawa mengadakan kegiatan “Nyadran” setiap masuk bulan Ruwah atau disebut juga Sya’ban dalam istilah agama islam. Tradisi Nyadran merupakan kegiatan untuk mengirim doa kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Dari waktu ke waktu, kegiatan ini selalu diadakan dalam bentuk yang kadang serupa namun ada juga yang berbeda di setiap daerah. Contohnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, tradisi Nyadran dilaksanakan dengan bentuk ziarah ke makam leluhur, dimana sebelumnya para warga mengadakan tahlil dan doa bersama di area makam sambil membawa ubo rampe “Kepungan”. Kepungan merupakan nasi beserta lauk-pauk untuk melengkapi kegiatan Nyadran yang dikepung/dikumpulkan menjadi satu yang berfungsi selayaknya kenduri dengan memohon doa keselamatan pada Tuhan Yang Maka Kuasa.
Pada tahun ini Kalurahan Kedungsari mengikuti Kegiatan Nyadran Agung di Komplek Alun-alun Wates yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tepatnya pada tangga 14 Maret 2023. Berbekal nasi tumpeng dengan berbagai macam kreasi uniknya, tiap-tiap Kalurahan di Kulon Progo, mengikuti kegiatan ini sebagai bentuk “Nguri-uri Kabudayan Jawi”. Kegiatan berjalan sangat meriah, karena diadakan serempak ngepung ingkung dari berbagai kalurahan. Meski demikian, tidak melunturkan tujuan utama diadkannya Nyadran yaitu menghormati tradisi leluhur yang telah turun-menurun diwariskan kepada generasi penerusnya.